Membangun kampus ramah lingkungan bukanlah sekadar trend, melainkan sebuah langkah yang krusial bagi perguruan tinggi dalam mencapai keberlanjutan. Hal ini juga sejalan dengan upaya global untuk memperbaiki kondisi lingkungan dan mengurangi dampak negatif terhadap bumi.
Menurut Prof. Dr. Emil Salim, seorang pakar lingkungan hidup, “Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam membentuk generasi yang peduli lingkungan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan di kampus, kita tidak hanya menyelamatkan bumi untuk generasi masa depan, tetapi juga memberikan contoh yang baik bagi masyarakat.”
Salah satu langkah konkrit yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi adalah dengan menggunakan energi terbarukan. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, penggunaan energi terbarukan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan membantu mengatasi perubahan iklim.
Selain itu, pembangunan kampus ramah lingkungan juga melibatkan pengelolaan sampah yang baik. Menurut Dr. Sonny Mumbunan, seorang pakar pengelolaan sampah, “Dengan mengurangi, mendaur ulang, dan mengelola sampah dengan baik, perguruan tinggi dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan dan melindungi keanekaragaman hayati.”
Tidak hanya itu, penggunaan transportasi ramah lingkungan juga menjadi hal yang penting dalam membangun kampus yang berkelanjutan. Prof. Dr. Ir. Rachmat Witoelar, seorang ahli transportasi, menekankan pentingnya penggunaan transportasi massal dan berbagi kendaraan untuk mengurangi emisi gas buang dan kemacetan di sekitar kampus.
Dengan langkah-langkah tersebut, perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat dalam membangun keberlanjutan lingkungan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Prof. Dr. Emil Salim, “Membangun kampus ramah lingkungan bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan bagi perguruan tinggi dalam menjaga keberlangsungan hidup manusia dan bumi.”